Breaking NewsViral

Tim DFP Farmasi Unhas Kembangkan Iron-Responsive Nanoparticle dalam Dissolving Microneedle sebagai Strategi Baru Terapi Chelator Besi Penderita Beta-Thalassemia Mayor

0
×

Tim DFP Farmasi Unhas Kembangkan Iron-Responsive Nanoparticle dalam Dissolving Microneedle sebagai Strategi Baru Terapi Chelator Besi Penderita Beta-Thalassemia Mayor

Share this article

Makassar.Reportaselink.com – Dissolving microneedle merupakan salah satu sistem pengantaran transdermal yang dilengkapi dengan jarum-jarum mikroskopis sehingga Ketika diaplikasikan pada kulit, tidak akan menyebabkan rasa sakit.
Sistem penghantaran ini menjadi memiliki banyak keunggulan diantaranya polimernya yang biodegradable dan biocompatible serta bioavailabilitasnya yang optimal.

Indianty Dwi Ramadhany yang juga merupakan anggota dari tim PKM Riset Eksakta ini mengungkapkan, telah dilakukan formulasi dan uji ukuran partikel, pemuatan obat, efisiensi penjerapan dan pelepasan secara in vitro pada nanopartikel yang bersifat iron responsive. Selain itu, juga telah dilakukan uji kekuatan mekanik, penetrasi, waktu melarut dan permeasi secara ex vivo.

banner 325x300

“Kami masih perlu melaksanakan uji in vivo. Rencananya kami akan menginduksi besi pada hewan coba untuk membuat model iron overload. Hal inilah yang menjadi tantangan kami karena kurangnya referensi terkait induksi iron overload pada hewan coba.”, ujarnya.

Sejauh ini, tim riset belum menguji coba secara langsung sediaan tersebut kepada manusia karena masih dalam skala pengembangan di laboratorium. Diperlukan beberapa uji lanjutan dan uji keamanan untuk digunakan secara massal.

Perjalanan tim untuk melakukan riset tersebut tentunya tidak mudah, utamanya riset dilaksanakan ditengah-tengah jadwal perkuliahan yang padat. Segala bentuk keterbatasan dan kekurangan yang ada menjadi tantangan bagi tim untuk melaksanakan riset.

“Rasanya tuh kayak, boleh nggak sih sekalian nginap aja di laboratorium? Pulang dari kampus tuh, pasti udah nggak lihat matahari,” tutur Sitti Nur Khadijah.

Terlepas dari itu, tim PKM-RE ini merasa terbantu oleh dukungan Fakultas Farmasi yang memfasilitasi dalam riset ini. Tim ini berharap agar risetnyanya dapat dilanjutkan ke depannya dan diharapkan dapat menjadi inovasi penghantaran obat guna meningkatkan efektivitas deferiprone untuk mencegah defisiensi dan iron overload pada penderita ß-talasemia Mayor.

Thalasemia Mayor merupakan kelainan genetik yang menjadi salah satu masalah kesehatan global hingga saat ini. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, lebih dari 54 juta orang dari total populasi dunia menderita ß-TM dan meningkat menjadi 156,76 juta di tahun 2021 yang menyebabkan 50-100 ribu anak meninggal setiap tahunnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *